Berbagi Inspirasi
Cara Melindungi Buah Hati dari Bullying
Bullying bukanlah masalah yang sepele dalam pergaulan anak-anak, karena akan membawa dampak yang serius bagi perkembangan jiwa dan emosional anak di masa depan. Bahkan, rasa depresi akibat bullying itu bisa berdampak ke karakter anak hingga dewasa.
Bullying biasanya berawal dari anak yang mengalami penindasan dari temannya yang lebih kuat. Mulai dari penindasan verbal berupa ejekan atau ledekan, kemudian bullying bisa berujung ke kekerasan fisik. Selain karena rasa empati yang kurang, tindakan penindasan ini juga terinspirasi oleh adegan kekerasan di televisi atau media sosial.
Untuk melindungi anak dari tindakan bullying adalah bukan dengan tindakan yang overprotektif. Namun, sebaiknya bekali anak dengan sikap-sikap seperti berikut ini.
Ajarkan anak untuk mencintai dirinya
Sikap anak di kehidupan sosial rumah berasal apa yang ia dapat dari perlakuan orang tua. Sehingga cara paling efektif untuk mencegah anak menjadi korban bullying adalah dengan mengajarkan anak untuk mencintai dirinya. Dengan mencintai dirinya, ia akan lebih terbuka apabila ia mengalami tindakan bully. Selain itu, karena ia mencintai dirinya, maka ia juga akan mencintai orang lain, karena timbul rasa empati dari dirinya.
Selalu dengarkan ia bercerita
Beritahu dan ekspresikan bahwa Anda peduli dengan berbagai masalah yang dialami anak, serta tunjukkan rasa peduli Anda sebagai orang tua. Berikan rasa nyaman bahwa ada orang yang mau mendengarkan semua ceritanya. Beberapa anak mungkin takut atau malu untuk jujur menyampaikan kondisinya. Untuk itu, dekati dan pahami buah hati Anda.
Ajarkan untuk berani berkata ‘tidak’
Ajarkan anak untuk berani menghadapi tindak bullying. Bukan berarti mengajarkan anak untuk melawan dengan kekerasan, tetapi setidaknya mereka harus punya keberanian untuk berkata ‘tidak’ atau ‘berhenti’ saat ditindas. Selain itu, ajarkan ia berani untuk berbicara langsung kepada pelaku bullying untuk memberitahu perasaan yang ia alami dan meminta untuk menghentikan tindakannya.
Kembangkan kemampuan bersosialisasi
Anak yang penyendiri, tak bisa bersosialisasi, dan tidak memiliki kawan adalah target mudah bagi pelaku bullying. Pastikan agar anak Anda memiliki kemampuan bersosialisasi yang baik, sehingga dia punya rasa percaya diri untuk mendapatkan penghargaan dari orang-orang sekitarnya. Ingat bahwa bullying bisa jadi diawali karena masalah komunikasi, yakni anak Anda yang cenderung tak mau bergaul dengan orang sekelilingnya.
Mau mengobrol dengan pihak sekolah
Guru ibarat adalah orang tua kedua dari anak, karena mereka yang menemani selama anak bersekolah. Guru juga menjadi orang yang memahami perkembangan anak di sekolah, bagaimana sosialisasinya, hingga aturan di sekolah. Alih-alih takut bercerita kepada guru, ajarilah ia untuk selalu dekat dan terbuka kepada guru. Pasalnya, sebagian besar aktivitas bersama kawan-kawan sebayanya justru paling banyak di sekolah.
Tentu tak mengenakkan apabila anak kita menjadi korban bullying atau perundungan. Namun, jangan sampai pula anak kita yang justru melakukan perundungan kepada anak lain. Bullying atau perlakuan perundungan yang dilakukan oleh anak adalah karena kurangnya perhatian orang tua. Oleh sebab itu, berilah perhatian kepada anak Anda, dampingi dan berikan pengertian bahwa melakukan bullying adalah tindakan yang salah.
Yuk, terus dampingi dan jauhkan buah hati dari bullying!